Headlines News :
Home » » MEMBANGUN ORGANISASI MAHASISWA DAERAH YANG INKLUSIF

MEMBANGUN ORGANISASI MAHASISWA DAERAH YANG INKLUSIF

Kebijakan otonomi daerah yang telah diberlakukan sejak dua dekade lalu memiliki implikasi yang luas dalam kehidupan masyarakat lokal. Desentralisasi yang berjalan seiring implementasi otonomi daerah tidak hanya berarti transfer of power dari pusat ke daerah namun juga memberi kesempatan yang luas bagi masyarakat (civil society) untuk mengaktualisasikan nilai-nilai lokal yang lama termarginalkan oleh Orde Baru. Realitas ini disatu sisi amat konstruktif, tapi pada sisi yang lain kerap pula bersenyawa dengan over etnosentrisme dan spirit kedaerahan yang melampau. Realitas inilah yang akhir-akhir ini juga menghinggapi sebagian dari mereka yang mengaku dirinya sebagai intelektual muda.

Organisasi Mahasiswa Beorientasi Kedaerahan.

Sejak tahun 2000-an sejumlah pemerintah daerah di Indonesia memang telah menaruh perhatian besar kepada para mahasiswanya yang sedang studi diluar daerah asal. Sebagai misal mahasiswa asal Kab. Pasaman yang sedang melanjutkan studi di Jawa atau pun di Padang. Setiap kumpulan mahasiswa kabupaten dan kota bahkan kecamatan se-Provinsi Sumatera Barat memiliki asrama tersendiri. Ada yang disewa atas bantuan pemerintah daerah, ada pula yang dibantu sekadarnya dan ada pula yang disewa atas iuran bersama oleh anggota. Sebagai contoh Mahasiswa Mapat Tunggul dan Mapat Tunggul Selatan yang alhamdulillah tergabung dalam IMAMS yang memulai eksistensinya sejak tahun 2008 bersekretariat di Komplek Monang Blok G no.3 ,Patenggangan , Air Tawar Barat , Padang yang disewa atas iuran anggota dan bantuan dari Pemda SUMBAR.

Namun sayangnya fasilitas yang diberikan Pemda itu membuat sebagian kumpulan mahasiswa itu menjadi eksklusif. Mereka seolah berada dalam aquarium-aquarium yang tembus pandang, tetapi mengurung diri. Sungguh aneh ada organisasi kemahasiswaan dari daerah A melarang anggotanya berafiliasi dengan organisasi kemahasiswaan dari daerah B. Padahal mereka masih berada dalam satu provinsi,satu kabupaten, sama-sama beragama Islam, bahkan dulunya sebelum pemekaran daerah merupakan satu kesatuan wilayah. Lebih aneh lagi bila seorang anggota organisasi yang kebetulan salah satu orang tuanya berasal dari daerah A sedang lainnya dari daerah B, si anak diminta untuk memilih menjadi anggota hanya pada salah satu organisasi kemahasiswaan daerah A atau daerah B, tidak boleh kedua-duanya.

Anggota organisasi mahasiswa daerah A hanya boleh aktif di organisasi A, tidak di B tidak pula C. Tak peduli jika mahasiswa tersebut berkerabat dengan mahasiswa dari daerah B atau sahabat-sahabatnya aktif di organisasi mahasiswa daerah C. Pokoknya A ya… A, dan B ya… B.

Bagi saya sikap yang demikian bukan saja menggambarkan suatu pemikiran yang sempit tetapi telah mengarah pada prilaku yang rasis. Pandangan organisasi kemahasiswaan yang menjadikan asramanya atau kumpulan mereka hanya untuk mereka tok, dan menutup diri pada mahasiswa dari daerah lain terutama daerah yang masih bertetangga, masih se-provinsi, masih sekabupaten, masih sebahasa, dan masih seagama, serta memiliki ikatan gineologis adalah gejala rasisme yang ekstrem agak mirip dengan pemerintah Zionis yang menginginkan negara Israel hanya untuk bangsa Yahudi, atau seperti Jerman dimasa Hitler yang menginginkan negara Jerman hanya untuk ras Arya.


Inklusifisme IMAMS Pasaman

Saya bersukur Ikatan Mahasiswa dan Alumni Mapat Tunggul – Mapat Tunggul Selatan (IMAMS) dibawah kepemimpinan Ketua Umum Edrianosmoy dan Sekretaris Umum Nofria Atma Rizki atau yang akrab di sapa Rizky Teknisos ( dua putra daerah asal Pintu Padang dan Rumbai kec. Mapat Tunggul kab. Pasaman) dan para pembina yang selalu senantiasa membimbing kami seperti: Rino Afridontinto, Haryadi,S.Ag , Dr. Yulhendri, Emdison,S.Pd,M.M, Yulisman, Gebril Dulai, dan alumni-alumni lain nya serta anggota yang selalu setia bersama IMAMS dan bertekat membesarkannya dalam satu misi yang sama “Berkontribusi Untuk Nagari” . Konsisten mempertahankan sikap inklusif organisasi yang sejak awal kami tanamkan.

Sekretariat IMAMS yang berfungsi sebagai pusat organisasi juga sebagai asrama untuk tempat tinggal anggota IMAMS beralamat di Komplek Monang Blok G no.3 ,Patenggangan , Air Tawar Barat , Padang. Mahasiswa Mapat tunggul/selatan meski pada dasarnya ditujukan terutama dan paling utama untuk kepentingan mahasiswa asal kec. Mapat tunggul/selatan kabupaten Pasaman, namun tetap memberi ruang kepada mahasiswa dari daerah lain untuk tinggal bersama. Asalkan masih memiliki hubungan kekerabatan dengan warga Mapat Tunggul/selatan, atau mahasiswa asal kecamatan dan kabupaten/ kota lain di Provinsi SUMBAR yang meski tidak memiliki hubungan kekerabatan namun sudi berintegrasi dan komit dengan cita-cita bersama yakni membangun persaudaraan di tanah rantau, dan berdasarkan semangat menuntut ilmu pengetahuan ikut berkontribusi dalam pembangunan Mapat Tunggul/selatan. Tentu saja tanpa merampas hak-hak mereka untuk juga terlibat dalam organisasi daerah asalnya.

IMAMS Pasaman meski sejatinya merupakan organisasi yang berorientasi kedaerahan tetapi tidak boleh menjadi organisasi yang eksklusif melainkan harus inklusif terlebih kepada mereka yang nyatanya adalah saudara-saudara kita juga. Sikap demikian dibutuhkan oleh Mapat Tunggul dan Mapat Tunggul Selatan sebagai kecamatan baru yang sedang dalam tahap awal pembangunan. Persahabatan kita dengan rekan-rekan mahasiswa dari daerah lain harus terus dibina, siapa tahu pertautan mereka dengan kita pada masa sekarang, kelak justru membuka ruang investasi akibat cerita dan kesan mereka tentang Mapat Tunggul/selatan yang telah mereka sebar kepada rekan atau keluarga di daerah asal mereka. Andaipun espektasi yang demikian terlalu muluk setidaknya kita telah membina perkawanan baru dengan orang-orang yang sebelumnya tidak kita kenal. Raja Ali Haji dalam karyanya Gurindam XII yang termasyhur berkata “Cari olehmu akan kawan, pilih segala orang yang setiawan”.

Namun saya belum cukup puas dengan paradigma berpikir IMAMS yang positif ini. Saya mengharapkan perspektif organisasi yang inklusif dan nilai-nilai pluralitas harus terus dikembangkan dimasa-masa mendatang. Jika suatu masa IMAMS Pasaman mendapat fasilitas asrama yang lebih besar dan jauh lebih memadai saya berharap kita semua berkenan berbagi ruang dengan satu atau dua mahasiswa yang tidak hanya berbeda kabupaten dengan kita, tetapi berbeda provinsi, berbeda suku, berbeda bahasa, bahkan berbeda agama.

Mengutamakan mahasiswa Mapat Tunggul/ selatan untuk terlebih dahulu menikmati fasilitas yang diberikan pemerintah daerah  Mapat Tunggul/ selatan  itu adalah sebuah keharusan. Kecintaan IMAMS terhadap Mapat Tunggul dan Mapat Tunggul Selatan  sebagai daerah asal kita juga amat sangat penting. Tetapi sungguh tidak bijak jika spirit yang pro terhadap daerah asal itu justru berkembang menjadi pandangan kedaerahan yang super eksklusif, over etnosentrime, atau rasisme lokal yang amat membahayakan integrasi nasional. *Rizky Teknisos*
MEMBANGUN ORGANISASI MAHASISWA DAERAH YANG INKLUSIF


Kebijakan otonomi daerah yang telah diberlakukan sejak dua dekade lalu memiliki implikasi yang luas dalam kehidupan masyarakat lokal. Desentralisasi yang berjalan seiring implementasi otonomi daerah tidak hanya berarti transfer of power dari pusat ke daerah namun juga memberi kesempatan yang luas bagi masyarakat (civil society) untuk mengaktualisasikan nilai-nilai lokal yang lama termarginalkan oleh Orde Baru. Realitas ini disatu sisi amat konstruktif, tapi pada sisi yang lain kerap pula bersenyawa dengan over etnosentrisme dan spirit kedaerahan yang melampau. Realitas inilah yang akhir-akhir ini juga menghinggapi sebagian dari mereka yang mengaku dirinya sebagai intelektual muda.

Organisasi Mahasiswa Beorientasi Kedaerahan.

Sejak tahun 2000-an sejumlah pemerintah daerah di Indonesia memang telah menaruh perhatian besar kepada para mahasiswanya yang sedang studi diluar daerah asal. Sebagai misal mahasiswa asal Kab. Pasaman yang sedang melanjutkan studi di Jawa atau pun di Padang. Setiap kumpulan mahasiswa kabupaten dan kota bahkan kecamatan se-Provinsi Sumatera Barat memiliki asrama tersendiri. Ada yang disewa atas bantuan pemerintah daerah, ada pula yang dibantu sekadarnya dan ada pula yang disewa atas iuran bersama oleh anggota. Sebagai contoh Mahasiswa Mapat Tunggul dan Mapat Tunggul Selatan yang alhamdulillah tergabung dalam IMAMS yang memulai eksistensinya sejak tahun 2008 bersekretariat di Komplek Monang Blok G no.3 ,Patenggangan , Air Tawar Barat , Padang yang disewa atas iuran anggota dan bantuan dari Pemda SUMBAR.

Namun sayangnya fasilitas yang diberikan Pemda itu membuat sebagian kumpulan mahasiswa itu menjadi eksklusif. Mereka seolah berada dalam aquarium-aquarium yang tembus pandang, tetapi mengurung diri. Sungguh aneh ada organisasi kemahasiswaan dari daerah A melarang anggotanya berafiliasi dengan organisasi kemahasiswaan dari daerah B. Padahal mereka masih berada dalam satu provinsi,satu kabupaten, sama-sama beragama Islam, bahkan dulunya sebelum pemekaran daerah merupakan satu kesatuan wilayah. Lebih aneh lagi bila seorang anggota organisasi yang kebetulan salah satu orang tuanya berasal dari daerah A sedang lainnya dari daerah B, si anak diminta untuk memilih menjadi anggota hanya pada salah satu organisasi kemahasiswaan daerah A atau daerah B, tidak boleh kedua-duanya.

Anggota organisasi mahasiswa daerah A hanya boleh aktif di organisasi A, tidak di B tidak pula C. Tak peduli jika mahasiswa tersebut berkerabat dengan mahasiswa dari daerah B atau sahabat-sahabatnya aktif di organisasi mahasiswa daerah C. Pokoknya A ya… A, dan B ya… B.

Bagi saya sikap yang demikian bukan saja menggambarkan suatu pemikiran yang sempit tetapi telah mengarah pada prilaku yang rasis. Pandangan organisasi kemahasiswaan yang menjadikan asramanya atau kumpulan mereka hanya untuk mereka tok, dan menutup diri pada mahasiswa dari daerah lain terutama daerah yang masih bertetangga, masih se-provinsi, masih sekabupaten, masih sebahasa, dan masih seagama, serta memiliki ikatan gineologis adalah gejala rasisme yang ekstrem agak mirip dengan pemerintah Zionis yang menginginkan negara Israel hanya untuk bangsa Yahudi, atau seperti Jerman dimasa Hitler yang menginginkan negara Jerman hanya untuk ras Arya.


Inklusifisme IMAMS Pasaman

Saya bersukur Ikatan Mahasiswa dan Alumni Mapat Tunggul – Mapat Tunggul Selatan (IMAMS) dibawah kepemimpinan Ketua Umum Edrianosmoy dan Sekretaris Umum Nofria Atma Rizki atau yang akrab di sapa Rizky Teknisos ( dua putra daerah asal Pintu Padang dan Rumbai kec. Mapat Tunggul kab. Pasaman) dan para pembina yang selalu senantiasa membimbing kami seperti: Rino Afridontinto, Haryadi,S.Ag , Dr. Yulhendri, Emdison,S.Pd,M.M, Yulisman, Gebril Dulai, dan alumni-alumni lain nya serta anggota yang selalu setia bersama IMAMS dan bertekat membesarkannya dalam satu misi yang sama “Berkontribusi Untuk Nagari” . Konsisten mempertahankan sikap inklusif organisasi yang sejak awal kami tanamkan.

Sekretariat IMAMS yang berfungsi sebagai pusat organisasi juga sebagai asrama untuk tempat tinggal anggota IMAMS beralamat di Komplek Monang Blok G no.3 ,Patenggangan , Air Tawar Barat , Padang. Mahasiswa Mapat tunggul/selatan meski pada dasarnya ditujukan terutama dan paling utama untuk kepentingan mahasiswa asal kec. Mapat tunggul/selatan kabupaten Pasaman, namun tetap memberi ruang kepada mahasiswa dari daerah lain untuk tinggal bersama. Asalkan masih memiliki hubungan kekerabatan dengan warga Mapat Tunggul/selatan, atau mahasiswa asal kecamatan dan kabupaten/ kota lain di Provinsi SUMBAR yang meski tidak memiliki hubungan kekerabatan namun sudi berintegrasi dan komit dengan cita-cita bersama yakni membangun persaudaraan di tanah rantau, dan berdasarkan semangat menuntut ilmu pengetahuan ikut berkontribusi dalam pembangunan Mapat Tunggul/selatan. Tentu saja tanpa merampas hak-hak mereka untuk juga terlibat dalam organisasi daerah asalnya.

IMAMS Pasaman meski sejatinya merupakan organisasi yang berorientasi kedaerahan tetapi tidak boleh menjadi organisasi yang eksklusif melainkan harus inklusif terlebih kepada mereka yang nyatanya adalah saudara-saudara kita juga. Sikap demikian dibutuhkan oleh Mapat Tunggul dan Mapat Tunggul Selatan sebagai kecamatan baru yang sedang dalam tahap awal pembangunan. Persahabatan kita dengan rekan-rekan mahasiswa dari daerah lain harus terus dibina, siapa tahu pertautan mereka dengan kita pada masa sekarang, kelak justru membuka ruang investasi akibat cerita dan kesan mereka tentang Mapat Tunggul/selatan yang telah mereka sebar kepada rekan atau keluarga di daerah asal mereka. Andaipun espektasi yang demikian terlalu muluk setidaknya kita telah membina perkawanan baru dengan orang-orang yang sebelumnya tidak kita kenal. Raja Ali Haji dalam karyanya Gurindam XII yang termasyhur berkata “Cari olehmu akan kawan, pilih segala orang yang setiawan”.

Namun saya belum cukup puas dengan paradigma berpikir IMAMS yang positif ini. Saya mengharapkan perspektif organisasi yang inklusif dan nilai-nilai pluralitas harus terus dikembangkan dimasa-masa mendatang. Jika suatu masa IMAMS Pasaman mendapat fasilitas asrama yang lebih besar dan jauh lebih memadai saya berharap kita semua berkenan berbagi ruang dengan satu atau dua mahasiswa yang tidak hanya berbeda kabupaten dengan kita, tetapi berbeda provinsi, berbeda suku, berbeda bahasa, bahkan berbeda agama.

Mengutamakan mahasiswa Mapat Tunggul/ selatan untuk terlebih dahulu menikmati fasilitas yang diberikan pemerintah daerah  Mapat Tunggul/ selatan  itu adalah sebuah keharusan. Kecintaan IMAMS terhadap Mapat Tunggul dan Mapat Tunggul Selatan  sebagai daerah asal kita juga amat sangat penting. Tetapi sungguh tidak bijak jika spirit yang pro terhadap daerah asal itu justru berkembang menjadi pandangan kedaerahan yang super eksklusif, over etnosentrime, atau rasisme lokal yang amat membahayakan integrasi nasional. *Rizky Teknisos*
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Galery

Daerah
 
Dinamika kehidupan, Kebudayaan dan Adat Jorong Rumbai.http://rumbainews.blogspot.com Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011-2013. RUMBAI-NEWS - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template