Banyak langkah kaki ku mengijak bumi Raflesia
Semenjak Agustus 2008 silam saya merantau ke bengkulu untuk menuntut ilmu kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri di bengkulu yaitu Universitas Bengkulu. Banyak pengalaman yang terjadi, ada pengalaman suka dan tidak sedikit pengamalam duka yang memasuki dalam hidup ku. Di bengkulu aku tidak punya saudara seorangpun, Hidup sebatang kara. Dari desa (Rumbai-pasaman-sumatera barat ) saya berangkat dengan anak mak tuo Aduar Dana (duhai), kami berangkat kebengkulu dari rumah ke rao naik sepada motor, dari rao (rumah mak tuo di rao) kami naik BUS Family menuju Bukit Tinggi atau kota jam Gadang. Samapai di bukit tinggi, kami di jemput teman satu desa namanya Novian, dia membawa kami ke kosan Ardi orang desa saya juga yang sekolah di bukit tinggi. Kami istirahat di sana, setengah jam kemudian berangkat ke terminal aur kuning ingin mencari Bus menuju Bengkulu. Saya yang tidak tahu bengkulu itu dimana, saya bingung mau kemana akan pergi, uda duhai lah yang mencari bus, karena dia sudah pernah ke bengkulu tahun 1992 tempat pak Opit salah seorang dosen di universitas bengkulu berasal dari desa saya dan masih ada hubungan keluarga dengan beliau, tapi pada tahun 2000 dia masih melanjutkan pendidikannya di UGM Jogja dan mereka pindah semua ke jogja.
Di terminal kami mendapatka bus Budi Jaya, karena kata orang di terminal Bus menuju bengkulu yang bus nya lumayan bersih dan banyak di tumpangi oleh penumpang telah berangkat jam 11, sementara saya ke terminal jam 11.30, kami terlambat setengah jam. Akhirnya kami menaiki bus budi jaya menuju bengkulu via muko-muko. Di perjalanan saya tidak tahu dimana saya berada karena saya baru pertama kali ke bengkulu. Dan saya belum tahu bengkulu itu dimana. Kami berangkat dari terminal jam 12 siang dan sampai di bengkulu ke esokan harinya jam 10.30 pagi menjelang siang. Perjalan yang jauh yang pertama kali aku tempuh, sangat membosankan ku duduk didalam bus.
Sampai di bengkulu kami turun di kampung bali, pada waktu itu saya belum tahu dimana saya di bengkulu, apa sudah sampai di bengkulu atau belum saya tidak tahu. Setelah turun dari bus uda duhai sms ibuk roza (istri pak opit), karena kami ingin menuju rumahnya yang di bengkulu yang telah di tinggal sejak tahun 2000 di memberi kami petunjuk untuk menaiki angkot dengan kode B1. Karena pada tahun 2000 anggkot B1 meuju perumnas UNIB tempat rumah pak opit. Kami naiki angkot B1, karena tidak tahu apa-apa, di turunkan oleh sopir di Mess Unib. Kami bertanya pada guru TK, Buk Benar ini perumnnas Unib ?, melihat lingkungan dari luar kami sudah ragu tidak mencirikan perumnas. Dan ibu menjawab, ini bukan perumnas unib, tapi mess unib. Dan ibu memberi tahu kami, dia suruh kembali naik angkot B1, dan bilang sama sopir turun di banda raya, kemudian naik angkot B3. Kami ikuti semua petunjuk guru TK tersebut dan kami sampai di perumnas unib sekitar jam 12 siang.
Sesampai di perumnas unib kami bertanya di salah satu warung dimana rumah pak opit dan ibu warung tidak tahu siapa opit, kemudian tanya nama roza istrinya pak opit baru lah ibu warung ingat dengan tetangganya yang telah kabur dari perumnas 8 tahu yang lalu, dan ibu warung menunjuki jalan dan mengantar kami sampai di depan rumah. Sampai depan rumah kami melihat rumah, rumah yang telah di tinggalkan 8 tahun dan telah berpuluh kali gempa berskla besar dan kecil menggoyang nya, sehingga dinding rumah sudah retak-retak. Ketika kami melihat rumnah, ada seorang ibuk (ibu connie) dan bapak menghampiri kami yang baru turun dari mobil. Kemudian ibuk connie bertanya, dari mana dek ? da duhai menjawab dari padang ingin mencari rumah pak opit. Ternyata ibuk connie adalah tetangga pak opit yang rumahnya di sebelah kiri rumah pak opit, dan pak opit telah mengontak ibu connie bahwa kami sudah di bengkulu dan di rumhnya.
Singkat cerita ibu connie mengajak kami k rumahnya dan menyuruh kami istirahat. Kami tinggal di rumah ibu connie 2 malam, dan sangat banyak cerita-cerita dengan ibuk dan bapak, ternya ibu connie adalah dosen saya, pada waktu itu beliau sebagi ketua prodi pendidikan fisika. Allah memberi jalan yang mudah kepada saya. Terima kasih ya allah. Ibu connie mencarikan saya kost dan mengantar kami registrasi di kampus. Terima kasih ya allah.
Berkat bantuan ibuk connie saya dapat kosan yang dekat dengan kampus yaitu di gang juita. Saya kost selama satu bulan pas. Kemudia ada teman namanya zedri yang mengajak saya untuk tinggal di masjid. Zedri anak payakumbuah. Karena air di kosan saya kurang bersih, saya berkeras hati ingin pindah, alhamdulillah itulah jalan yang baik di berikan allah kepada saya. Saya tingggal di masjid al-hikmah kandang limun sampai sekarang. di masjid al-hikmah saya banyak teman dan sampai dapat kelurga dengan tetangga di sekitar masjid yaitu buk meli dan pak wur. Buk meli saya menganggap sebagi ibu saya dan saumi buk meli dan anaknya telah saya anggap sebagai keluarga saya sendiri dan juga mereka telah mengaggap saya dan teman-teman saya yang tinggal di masjid adalah kelurga mereka juga. Pak wur juga saya anggap sebagai ibu saya dan juga mereka sekeluarga menganggap saya bagian dari keluarga mereka. Pak wur telah banyak membantu saya dalam biaya kuliah saya. Alahamdulillah semenjak semester 1 saya mendapat beasiswa samapai saat ini saya telah semester 7. Semua biaya SPP saya adalah uang beasiswa atas bantuan pak wur. Terima kasih ya allah. Mudahkanlah rezeki pak wur ya allah. Ibuk meli telah banyak membantu kami, apa yang di makan ibu meli, sering kami makan, setiap ke rumah ibu meli dia pasti nyuruh kami makan. Ketika ibu meli membuat makan dia pasti sms kami tuk datang ke rumahnya dan makan makan bersama mereka sekeluarga. Terima kasih ya allah. Mudahkanlah rezeki ibu meli ya allah.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !